Judul :Memoar Romantika Probosutetdjo Saya dan Mas Harto
Penulis :Alberthiene Endah
Tebal Buku :681 halaman
Penerbit :PT Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis buku:
Soeharto sosok yang tenang, pendiam, bisa mengontrol emosi dan tertutup. Beliau sering menjadi sorotan orang-orang karena cerita berbumbu yang tak kunjung tamat. Beliau tidak pernah menerjemahkan perasaannya kedalam kata-kata gamblang. Hanya orang-orang yang dekat dengan beliau yang mengenalnya. Beliau berbeda dengan orang lain
Menurut adik kandung Soeharto, Probosutedjo, Soeharto adalah sosok yang memiliki rasa cinta persaudaraan. Hal ini dapat terlihat dengan sikapnya. Beliau tidak pernah meributkan hal-hal sensitive pada masa lalu (perceraian ibu dan bapaknya). Baginya, yang terpenting adalah keharmonisan persaudaraan. Selain itu menurutnya (Probosutedjo), Soeharto adalah sosok yang pintar dan memiliki daya inspirasi dan motivasi yang tinggi. Dan beliau juga teladan bagi Probosutedjo. Banyak orang yang menganggap Soeharto itu galak, seperti macan, tapi bagi Probosutedjo, beliau adalah sosok yang sangat tenang dan baik. Soeharto juga merupakan sosok yang sangat disiplin dan semua anak buahnya takut dengan kepemimpinannya.
Pada tahun 1947, Soeharto mulai berpacaran dengan bu Tien. Dari situ Probosutedjo mulai melihat perubahan nyata pada Soeharto. Ia sering melihat wajah Soeharto berseri-seri. Akhirnya pernikahan Soeharto dan Ibu Tien digelar pada tanggal 26 Desember 1947. Pada Serangan Umum 1Maret 1949, banyak yang meragukan peran Soeharto. Hal ini membuat Probosutedjo tersentak. Padahal ide adanya serangan tersebut berasal dari beliau. Namun, Soeharto tidak pernah sakit hati dengan keraguan tersebut. Banyak orang yang menyangka, Probosutedjo lincah berbisnis karena Soeharto naik ke kursi presiden. Padahal sebelum G30S PKI, Probosutedjo telah menjadi pengusaha yang mapan dengan jerih payah keringat sendiri. Hal terpenting yang diajarkan orang tua Probosutedjo dan Soeharto adalah Harga diri dan kemandirian
Di buku ini juga menegaskan, peristiwa G30SPKI berbarengan dengan supersemar. Probosutedjo juga menegaskan bahwa supersemar itu benar – benar ada, sehingga dalam buku ini ada 1 bab tersendiri tentang G30SPKI dan supersemar. Di akhir bukunya, ia menjelaskan tentang memoir dirinya bersama Soeharto yang sangat mencintai negeri ini.
Kelebihan buku :
Buku ini menceritakan tentang sikap Soeharto yang patut kita tiru. Bahasa yang mudah dipahami membantu kita dalam memahami sikap Soeharto secara utuh. Buku ini juga ditulis berdasarkan pengalaman adik Soeharto, yaitu Probosutedjo, sehingga kita dapat mengenal sosok Soeharto menjadi lebih dekat dan bijak.
Kekurangan buku :
Buku ini berjumlah 681 halaman, sehingga bagi pemula, mungkin sedikit berat untuk membacanya, karena jumlah halamannya yang sangat banyak. Buku ini ditulis berdasarkan pandangan adik Soeharto, sehingga secara keseluruhan buku ini menjelaskan tentang kebaikan Soeharto, mengabaikan sifat negative dari Soeharto.
Penulis :Alberthiene Endah
Tebal Buku :681 halaman
Penerbit :PT Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis buku:
Soeharto sosok yang tenang, pendiam, bisa mengontrol emosi dan tertutup. Beliau sering menjadi sorotan orang-orang karena cerita berbumbu yang tak kunjung tamat. Beliau tidak pernah menerjemahkan perasaannya kedalam kata-kata gamblang. Hanya orang-orang yang dekat dengan beliau yang mengenalnya. Beliau berbeda dengan orang lain
Menurut adik kandung Soeharto, Probosutedjo, Soeharto adalah sosok yang memiliki rasa cinta persaudaraan. Hal ini dapat terlihat dengan sikapnya. Beliau tidak pernah meributkan hal-hal sensitive pada masa lalu (perceraian ibu dan bapaknya). Baginya, yang terpenting adalah keharmonisan persaudaraan. Selain itu menurutnya (Probosutedjo), Soeharto adalah sosok yang pintar dan memiliki daya inspirasi dan motivasi yang tinggi. Dan beliau juga teladan bagi Probosutedjo. Banyak orang yang menganggap Soeharto itu galak, seperti macan, tapi bagi Probosutedjo, beliau adalah sosok yang sangat tenang dan baik. Soeharto juga merupakan sosok yang sangat disiplin dan semua anak buahnya takut dengan kepemimpinannya.
Pada tahun 1947, Soeharto mulai berpacaran dengan bu Tien. Dari situ Probosutedjo mulai melihat perubahan nyata pada Soeharto. Ia sering melihat wajah Soeharto berseri-seri. Akhirnya pernikahan Soeharto dan Ibu Tien digelar pada tanggal 26 Desember 1947. Pada Serangan Umum 1Maret 1949, banyak yang meragukan peran Soeharto. Hal ini membuat Probosutedjo tersentak. Padahal ide adanya serangan tersebut berasal dari beliau. Namun, Soeharto tidak pernah sakit hati dengan keraguan tersebut. Banyak orang yang menyangka, Probosutedjo lincah berbisnis karena Soeharto naik ke kursi presiden. Padahal sebelum G30S PKI, Probosutedjo telah menjadi pengusaha yang mapan dengan jerih payah keringat sendiri. Hal terpenting yang diajarkan orang tua Probosutedjo dan Soeharto adalah Harga diri dan kemandirian
Di buku ini juga menegaskan, peristiwa G30SPKI berbarengan dengan supersemar. Probosutedjo juga menegaskan bahwa supersemar itu benar – benar ada, sehingga dalam buku ini ada 1 bab tersendiri tentang G30SPKI dan supersemar. Di akhir bukunya, ia menjelaskan tentang memoir dirinya bersama Soeharto yang sangat mencintai negeri ini.
Kelebihan buku :
Buku ini menceritakan tentang sikap Soeharto yang patut kita tiru. Bahasa yang mudah dipahami membantu kita dalam memahami sikap Soeharto secara utuh. Buku ini juga ditulis berdasarkan pengalaman adik Soeharto, yaitu Probosutedjo, sehingga kita dapat mengenal sosok Soeharto menjadi lebih dekat dan bijak.
Kekurangan buku :
Buku ini berjumlah 681 halaman, sehingga bagi pemula, mungkin sedikit berat untuk membacanya, karena jumlah halamannya yang sangat banyak. Buku ini ditulis berdasarkan pandangan adik Soeharto, sehingga secara keseluruhan buku ini menjelaskan tentang kebaikan Soeharto, mengabaikan sifat negative dari Soeharto.